Rabu, 26 Maret 2014

Belajar Pengetahuan Deklaratif dan Prosedural



BAB I
 PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pendidikan pada hakekatnya adalah pemberian bantuan kepada orang lain secara sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengaktifkan potensi orang lain, agar yang bersangkutan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan itu ditujukan kepada orang sebagai keseluruhan. Karenanya tugas pendidikan adalah membantu berkembangnya semua fungsi, meliputi jasmani dan rohani begitu budi dan perasaannya. Hal ini dilakukan oleh seorang guru yang berperan sebagai seorang pendidik, dan tentu saja pekerjaan yang dilakukannya merupakan pekerjaan yang mulia dan penuh tanggung jawab. Selain memiliki tanggung jawab untuk mengajar atau mendidik siswanya, seorang guru juga bertanggung jawab atas bahan pengajaran serta metode yang akan di terapkan kepada siswa (Simandjuntak, 1986 : 1-8)
Menurut pendekatan kognitif yang mutakhir, elemen terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu kepada situasi belajar. Dengan kata lain apa yang telah kita diketahui akan sangat menentukan apa yang akan menjadi perhatian, dipersepsi, dipelajari, diingat ataupun dilupakan. Pengetahuan bukan hanya hasil dari proses belajar sebelumnya, tapi juga akan membimbing proses belajar berikutnya. Berbagai riset terapan tentang hal ini telah banyak dilakukan dan makin membuktikan bahwa pengetahuan dasar yang luas ternyata lebih penting dibanding strategi belajar yang terbaik yang tersedia sekalipun. Terlebih bila pengetahuan dan wawasan yang luas ini disertai dengan strategi yang baik tentu akan membawa hasil lebih baik lagi tentunya (Nasution, 1997 : 94).
Pendidikan memiliki tujuan untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan dalam berbagai bidang. Masing-masing bidang pengetahuan, seperti matematika, sains, ataupun sosial, menyajikan suatu aspek penting bagi perkembangan kompetensi siswa. Salah satu metode yang perlu di gunakan yakni dengan melaksanakan proses belajar pengetahuan deklaratif dan prosedural. Pengetahuan di bidangnya bagaimanapun harus melekat dalam suatu konteks luas dari pengetahuan umum untuk digunakan secara fleksibel. Siswa juga perlu suatu kesatuan besar dari pengetahuan deklaratif tentang dunia untuk dapat dimengerti, dan menggeneralisasikan pengetahuan prosedural untuk menyelesaikan sebagian besar tugas.



B. Rumusan masalah
1.   Apa pengertian dari belajar pengetahuan deklaratif dan prosedural?
2.   Bagaimana menerapkan belajar pengetahuan deklaratif dan prosedural pada diri siswa?

C. Tujuan
1.  Mengetahui pengertian dari pengetahuan deklaratif dan prosedural
2.   Mengetahui bagaimana menerapkan belajar pengetahuan deklaratif dan prosedural pada diri siswa



























BAB II
PEMBAHASAN


Kemampuan metakognisi memiliki hubungan dengan pengetahuan. Dalam dunia pendidikan, untuk meningkatkan kemampuan metakognitif,  peserta didik perlu memiliki, menyadari, dan memahami tiga atau dua jenis pengetahuan isi. Kedua jenis pengetahuan itu adalah pengetahuan deklaratif (declarative knowledge), dan pengetahuan prosedural (procedural knowledge).
1.                  Perolehan Pengetahuan Baru Deklaratif
Pengetahuan deklaratif adalah informasi faktual yang diketahui oleh seseorang. Pengetahuan ini dapat diungkapkan baik dengan lisan maupun tulisan. Contoh dari pengetahuan ini misalnya adalah seorang peserta didik mengetahui bahwa formula untuk menghitung momentum dalam mata pelajaran fisika. Formula momentum adalah massa dikalikan dengan kecepatan.
Pengetahuan deklaratif rentangnya sangat beragam, bisa berupa pengetahuan tentang fakta (misalnya, bumi berputar mengelingi matahari dalam kurun waktu tertentu), generalisasi (setiap benda yang di lempar ke angkasa akan jatuh ke bumi karena adanya gaya gravitasi), pengalaman pribadi (apa yang diajarkan oleh guru sains secara menyenangkan) atau aturan (untuk melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan maka pembilang harus disamakan terlebih dahulu).
Menyatakan proses penjumlahan atau pengurangan pada bilangan pecahan menunjukkan pengetahuan deklaratif, namun bila siswa mampu mengerjakan perhitungan tersebut maka dia sudah memiliki pengetahuan prosedural. Guru dan siswa yang mampu menyelesaikan soal melalui rumus tertentu atau menterjemahkan teks bahasa Inggris adalah contoh kemampuan pengetahuan prosedural lainnya. Seperti halnya siswa yang mampu berenang dalam satu gaya tertentu, berarti dia sudah menguasai pengetahuan prosedural hal tersebut, dengan kata lain penguasaan pengetahuan ini juga dicirikan oleh praktek yang dilakukan.
Dari penjelasan sebelumnya, juga terdapat beberapa hal yang tentu saja berhubungan dengan pengetahuan deklaratif itu sendiri. Hal-hal tersebut adalah :




a.       Beberapa Prinsip Tentang Perolehan Pengetahuan Deklaratif
 Pengetahuan Deklarati baru diperoleh bila suatu proposisi baru disimpan bersama proposisi yang berhubungan dalam jaringan proposisi. Beberapa prinsip tentang perolehan pengetahuan, yaitu sebagai berikut:
1)  Proposisi baru mencambuk pemanggilan pengetahuan sebelumnya melalui penyebaran aktivasi
2)   Proposisi baru dan pengetahuan sebelumnya dapat menstimulasi timbulnya proposisi-proposisi baru lainnya (proposisi ini disebut elaborasi)..
3)  Semua proposisi baru (baik yang disajikan oleh lingkungan maupun yang timbul dari diri seseorang)

b.      Pemanggilan dan kontruksi Pengetahuan deklaratif
Suatu proses pemanggilan biasanya dimulai bila seseorang bertanya pada kita atau bila kita membaca suatu pertanyaan.Bila pertanyaan itu datang dari sumber luar, pertanyaan itu harus diubah dahulu menjadi proposisi yaitu media peyajian internal. Bila hal ini telah dilakukan, konsep dalam proposisi itu akan mengaktifkan bagian dari jaringan proposisi yang berhubungan dengan konsep itu. Aktivas akan menyebar pada konsep yang lain sehingga suatu proposisi secara keseluruhan teraktivasi. Lalu proposisi tang telah teraktivasi ini diteliti untuk melihat apakah proposisi ini dapat menjawab pertanyaaan yang diajukan. Bila dapat, proposisi itu diterjemahkan ke dalam  ucapan atau jawaban tertulis dan dikeluarkan ke lingkungan. Bila proposisi itu tidak menjawab pertanyaan dan mash ada waktu untuk mencari jawaban, pencariann diteruskan dengan membiarkan aktivasi menyebar hingga proposisi lainnya teraktivasi dan diharapkan dapat memberikan jawaban. Akan tetapi, bila tidak ada waktu lagi untuk pencarian selanjutnya, orang yang bersangkutan dapat membuat penerkaan didasarkan pada pengetahuan yang tersedia.

c.       Elaborasi Pengetahuan Deklaratif
 Elaborasi ialah proses penambahan pengetahuan dengan informasi yang sedang dipelajari.  Elaborasi mempercepat pemanggilan dengan dua cara. Pertama, elaborasi menyediakan alternative cara untuk pemanggilan agar aktivasi menyebar. Kedua, elaborasi menyediakan informasi tambahan yang berguna untuk mengonstruksi jawaban yang tampak.
Elaborasi dapat mengambil beberapa bentuk, sebagian ada yang lebih efektif sebagai perangsang pemanggilan. Elaborasi yang efektif mengikat menjadi satu bagian propsisi yag ingin diingat seseorang dan menstimulasi pemanggilan apa yang dipelajari. Elaborasi yang kurang efektif tidak melakukan hal itu.
Prinsip penyebaran aktivasi memberikan penjelasan tentang mengapa elaborasi yang tepat lebih baik untuk menghafal daripada elaborasi yang tidak tepat. Elaborasi yang tepat tidak menyediakan kesempatan bagi penyebaran aktivasi untuk menjauhi informasi yang harus diingat. Hal ini tidak berarti elaborasi yang tidak tepat selalu mempunyai efek yang negatif. Selain untuk menghafal informasi,misalnya berpikir divergen, elaborasi tidak tepat dapat lebih efektif daripada elaborasi yang tepat. Belum banyak penelitian yang dilakukan tentang efek dari berbagai bentuk elaborasi terhadap situasi-situasi berpikir divergen.

d.       Organisasi Pengetahuan Deklaratif
Organisasi ialah proses pembagian himpunan informasi menjadi sub-sub himpunan. Misalnya, siswa-siawa yang baik bila diberi tugas membaca, akan melakukan elaborasi terhadap informasi yang mereka baca. Ini berarti mereka memikirkan gagasan, contoh, gambaran mental, atau perincian yang berhubungan.

e.       Pertolongan Elaborasi dan Organisasi dalam Pembelajaran
Banyak yang dapat dilakukan melalui pengajaran atau materi tambahan untuk meningkatkan penggunaan proses elaborasi dan organisasi pada para siswa. Beberapa prosedur yang dapat digunakan oleh para guru untuk merangsang elaborasi antara lain ialah meminta siswa membentuk gambaran mental, menggunakan analogi untuk materi pelajaran yang tidak dikenal siswa dan demikian abstrak sehingga tidak dapat menimbulkan gambaran mental atau meminta para siswa untuk membentuk elaborasi. Prosedur lain yang dapat memperlancar organisasi adalah meminta para siswa untuk memberikan contoh konsep-konsep baru meminta mereka untuk melengkapi suatu garis-garis besar pelajaran, atau menggunakan kata-kata untuk merangsang organisasi.
Dengan demikian, lebih baik kita memperhatikan hal yang tidak baik daripada yang baik dilakukan untuk merangsang perolehan pengetahuan deklaratif. Hal yang sudah jelas ialah tidak menyajikan materi pelajaran baru dengan cara mengurangi kebermaknaannya dan organisasi. 
2.      Pengetahuan prosedural
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana seseorang melakukan sesuatu, pengetahuan bagaimana performans seseorang dalam menjalankan langkah-langkah dalam suatu proses. Contoh dari pengetahuan ini adalah seorang peserta didik mengetahui masa suatu benda, kecepatannya, dan bagaimana prosedur menentukan momentum benda tersebut.
Pengetahuan prosedural  meliputi pengetahuan tentang keterampilan khusus, tahapan sistematis mengenai sistem program (meliputi; input, proses, dan output). Prosedur berarti tahap demi tahap suatu proses untuk mencapai hasil yang diharapkan. Penguasaan pengetahuan prosedural berarti penguasaan proses, misalnya, siswa dapat melaksanakan penelitian melalui proses yang bertahap, yaitu (1) merumuskan pertanyaan (2) merumuskan latar belakang pemikiran (3) merumuskan hipotensi (4) menguji kebenaran hipotesis melalui eksperimen (5) analisis hasil atau  menyimpulkan bahwa hipotesis benar atau salah (6) merumuskan hasil penelitian.
a.       Belajar Pengetahuan Prosedural
Perbedaan utama antara ahli dan bukan ahli dalam suatu bidang ialah ahli mempunyai jauh lebih banyak pengetahuan prosedural tentang bidang itu. Para ahli mempunyai aturan-aturan khusus untuk memanipulasi informasi.
Tujuan pendidikan umum ialah bukan untuk menghasilkan kampiun-kampiun catur, ahli elektronika, atau fisika, tetapi untuk menghasilkan ahli dalam keterampilan dasar. Ahli dalam keterampilan dasar, seperti ahli dalam disiplin-disiplin tertentu, adalah persoalan memiliki pengetahuan prosedural yang tepat. Jadi, penting untuk mengetahui bagaimana pengetahuan prosedural itu diperoleh dan apa yang dapat dilakukan untuk memperlancar perolehan pengetahuan ini.
Sebagai langkah pertama dalam memahami perolehan pengetahuan prosedural, penting untuk membedakan antara dua bentuk prosedur sebab proses belajar untuk masing-masing bentuk agak berbeda. Prosedur pengenalan-pola mendasari kemampuan untuk mengenal dan mengklasifikasikan pola-pola stimulus internal dan eksternal. Prosedur urutan-aksi mendasari kemampuan untuk melakukan urutan operasi terhadap simbol-simbol.
1.      Bantuan Pembelajaran untuk Generalisasi
Guru dan bahan-bahan pengajaran dapat merangsang proses generalisasi dengan memilih contoh-contoh konsep yang tepat untuk disajikan. Juga, para siswa menjadi lebih tidak tergantung dalam belajar bila mereka mengetahui bagaimana mencari atau mengungkapkan macam-macam contoh yang tepat.
2.      Pertolongan Pembelajaran untuk Diskriminasi
Dalam generalisasi, seleksi dan urutan contoh-contoh merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kemungkinan bahwa seorang siswa akan membentuk produksi pengenalan-pola yang benar. Dalam diskriminasi, hal yang penting ialah seleksi dan urutan noncontoh.
b.      Perolehan Prosedur-prosedur Urutan-Aksi
Belajar urutan aksi merupakan proses yang lambat dengan membuat banyak kesalahan. Menurut teori Anderson, urutan-urutan aksi dipelajari dengan cara seperti berikut. Mula-mula si pelajar menyajikan suatu urutan aksi dalam bentuk deklaratif. Lalu berkembang suatu penyajian prosedural dari urutan aksi dengan pengalaman dalam mencoba menghasilkan urutan-aksi.
Proses perubahan dari tindakan yang dibimbing oleh pengetahuan deklaratif ke tindakan suatu urutan aksi yang dibimbing oleh pengetahuan prosedural disebut oleh Anderson sebagai kompolasi pengetahuan. Istilah ini menyarankan suatu analogi dengan computer. Kompilasi pengetahuan merupakan suatu proses pembentukan suatu penyajian untuk urutan-urutan aksi yang menuju pada tindakan yang lancar dan tepat.
Kompulasi pengetahuan terrdiri atas dua subproses proseduralisasi dan komposisi. Proseduralisasi ialah pengguguran perangsang-perangsang dari pengetahuan deklaratif, sedangkan komposisi ialah penggabungan beberapa prosedur menjadi satu prosedur.
1.      Proseduralisasi
Langkah pertama dalam belajar urutan aksi ialah menciptakan suatu penyajian proporsional untuk prosedur. Langkah kedua ialah menciptakan satu produksi untuk menyajikan setiap langkah dalam urutan aksi. Kedua langkah ini terjadi selama proseduralisasi.
2.      Komposisi
Suatu proses lain dalam belajar urutan-urutan aksi disebut komposisi. Selama komposisi, beberapa produksi digabung menjadi satu. Produksi-produksi yang dihasilkan dari proseduralisasi itu kecil karena memori kerja tidak mempunyai ruangan untuk penciptaan langsung produksi-produksi besar dari pengetahuan deklaratif.
     

      Agar teradi komposisi suatu urutan dari dua produksi harus aktif dalam memori kerja pada waktu yang sama. Sistem akan memperhatikan bahwa aksi produksi pertama menimbulkan kondisi untuk produksi yang kedua. Hasilnya merupakan suatu produksi baru yang mempunyai kondisi produksi pertama dan aksi-aksi kedua produksi. Kondisi produksi kedua hilang sebagai informasi yang tidak diperlukan.
c.       Strategi Megajarkan Pengetahuan Prosedural
Walaupun strategi mengajar untuk generalisasi, diskriminasi, proseduralisasi, dan komposisi pada umumnya memiliki perbedaan, ada pula strategi yang dapat digunakan untuk setiap macam pengetahuan prosedural. Strategi ini ialah latihan yang diikuti dengan umpan balik. Apabila prosedur ini merupakan pengenalan-pola, kesempatan untuk mengklasifikasikan contoh-contoh baru dari pola hendaknya diberikan.
Bentuk-bentuk soal yang disajikan dan sifat umpan balik berbeda, tergantung pada proses belajar yang dilakukan. Misalnya,proseduralisasi umpan balik tentang ketepatan lebih sesuai daripada umpan balik tentang kecepatan. Sebaliknya, latihan dan umpan balik tidak diperlukan untuk belajar pengetahuan deklaratif. Dalam kenyataannya, bila kita menggunakan latihan dan umpan balik (dalam bentuk latihan menghafal) untuk belajar pengetahuan deklaratif, kita dapat mengingat pengetahuan itu kurang baik dibandingkan dengan bila kita melatih pengetahuan ini hanya sekali, tetapi mencoba memahaminya, melakukan elaborasi dan organisasi terhadap pengetahuan itu.






























BAB III
PENUTUP

A.          KESIMPULAN
Sebagai akhir makalah ini, penulis akan menyampaikan saran yang mungkin dapat berguna bagi para pembaca. Adapun saran-saran sebagai berikut:
1.      Pengetahuan deklaratif adalah informasi faktual yang diketahui oleh seseorang. Pengetahuan ini dapat diungkapkan baik dengan lisan maupun tulisan
2.      Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana seseorang melakukan sesuatu, pengetahuan bagaimana performans seseorang dalam menjalankan langkah-langkah dalam suatu proses.
3.      Menerapkan belajar pengetahuan deklaratif pada diri siswa dengan cara melatih pengetahuan hanya sekali tetapi mencoba memahaminya, melakukan elaborasi dan organisasi terhadap pengetahuan itu
4.      Menerapkan belajar pengetahuan prosedural pada diri siswa dengan cara latihan dan umpan balik. Mengembangkan keahlian dalam penampilan intelektual seperti membaca, main catur, menulis, atau fisika, makan  waktu bertahun-tahun. Membutuhkan banyak kesempatan untuk latihan prosedur-prosedur , sebab hanya melalui latihan dapat dikembangkan prosedur-prosedur.

B.           Saran
Diperlukan kepedulian semua pihak agar dalam penerapan belajar pengetahuan deklaratif dan prosedural berjalan dengan baik. Karena antara pengetahuan deklaratif dan prosedural sangan berkaitan satu sama lain. Apabila pengetahuan deklaratif berjalan dengan baik, namun pengetahuan proseduralnya terhambat maka tidak akan menghasilkan pembelajaran yang efisien dan efektif. Untuk itu, diperlukan keselarasan satu sama lain antara pengetahuan deklaratif dan prosedural.









DAFTAR PUSTAKA

Dahar, ratna. 2006.  Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga
Nasution, S. 1997.  Belajar Dan Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Simandjuntak, dan Pasaribu. 1986.  Didaktik Dan Metodik. Bandung : Tarsito

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About